Saturday, February 11, 2017

Kisah Rajin Sedekah, Hilangkan Tumor

Kisah Rajin Sedekah, Hilangkan Tumor ~ Ketika jalan medis sudah tidak dipercaya lagi, jalan spiritual pun diambil untuk menyembuhkan tumornya. Jalan spiritual itu bernama sedekah, jalan yang berkah.

Apa yang Anda pikirkan saat divonis dokter ada tumor ditubuh Anda, apalagi saat dokter itu bilang bahwa jalan satu-satunya untuk sembuh adalah operasi ? Anda pasti kesal, marah atau apa saja. Sejauh mungkin Anda pun akan menghindar untuk tidak dioperasi. Inilah yang dialami Emmy Sukiman, istri Sukiman Buyamin.

kisah-sedekah-hilangkan-tumor

Ya, operasi kadang masih menjadi “momok” bagi sebagian orang. Efek yang kadang ditimbulkan darinya  membuat orang jeri, mulai dari bekas luka, biaya yang  mahal, hingga khawatir meninggal, membuat sebagian orang kadang memilih jalan lain dan tidak mengindahkan saran dokter. Apalagi, pernah terjadi beberapa kasus yang mungkin sering kita dengar di televisi atau media massa tentang alat operasi yang masih tertinggal di dalam perut pasien, malpraktek dan sebagainya. Maka, orang pun lebih  memilih jalan yang lebih aman. Bagi  mereka,  jalan itu adalah pengobatan tradisional. Bukan berarti, jalan tradisional juga tidak beresiko dan lebih sedikit efek negatifnya dibandingkan  pengobatan medis. Tetapi, setidaknya inilah yang ada dalam pikiran Emmy Sukiman.

Ia tidak ingin dioperasi dan merasa yakin bahwa ada jalan lain selain medis, untuk bisa menyembuhkan  tumornya. Keyakinan  Emmy ini  bukan tanpa alasan. Dulu  anaknya  yang bernama Adhari Huda pernah disarankan dokter untuk operasi atas penyakit patah tulang yang dideritanya. Namun, saat itu ia tidak mau melakukannya hingga dokter lain menyarankannya untuk berobat alternatif di Cimande. Menurut Emmy, seorang dokter  saja menyarankan dirinya untuk berobat ke Cimande, berarti pengobatan tradisional ini juga bermanfaat. Dan saat itu, bahkan hingga sekarang, banyak patah tulang dan segala jenisnya adalah dengan pergi ke Cimande.

Setelah disarankan oleh dokter yang juga kerabat dari suaminya ini, tidak berpikir panjang lagi, Emmy, anak dan suaminya pun pergi ke Cikampek. Mereka berharap banyak kalau usahanya ini akan berhasil, sehingga Adhari bisa sembuh seperti sedia kala lagi.

Di sana, mereka bertemu dengan Pak Ujang, seorang yang dikenal sebagai pendekar silat Cimande, dan juga ahli pengobatan tulang serta anak seorang ulama. Pak Ujang mengajarkan  gerakan-gerakan khusus semacam senam. Punggung Adhari  juga dipijit-pijit. Memang  awalnya terasa sakit, namun lama kelamaan terasa nyaman.

Pada pertemuan terakhir, yakni pertemuan yang ketiga kalinya, Pak Ujang melakukan  terapi pamungkanya. Punggung Adhari diinjak, hingga sempat teriak “Aduh!Aduh!” Tapi  beberpa saat kemudian, keluarga tersebut dipersilakan pulang. Dan siapakah yang memegang setir mobil? Adhari! “Sejak itu, tumbuh keyakinan dalam hati saya bahwa  pengobatan medis adalah hanya salah satu cara, bukan satu-satunya cara”, simpul  Emmy yang memiliki anak bernama Adhari Huda, Bayu Nuzula, dan Azizi Akbar.

Saat penyakit tumor mengenai tengkuknya, Emmy pun percaya dan yakin bahwa operasi bukanlah salah satu jalan untuk kesembuhannya. Sekali lagi, ia pun menolak saran dokter saat itu. Namun, kali ini ia tidak menempuh jalan ke Camande, sebab penyakit yang dideritanya tak ada kaitannya dengan penyakit tulang. Hanya saja, ia percaya bahwa pengobatan lain, selain medis, bisa menyembuhkan penyakit tumornya.

Seketika ia pun pergi ke PP Darul Qur’an dan menemui Ustadz Abdul Aziz. Ia mendengar  bahwa sedekah bisa menyembuhkan segala penyakit. Karena itu, ia pun  pergi ke pesantren itu. Kita tahu bahwa pesantren ini menjadi salah satu pesantren di Indonesia yang gencar mempromosikan keutamaan sedekah. Di sanalah, muncul sosok Ustadz Mansyur yang dikenal sebagai “Pendekar Sedekah” oleh jamaahnya. Namun, Emmy hanya bisa  menemui Ustadz Abdul Aziz, yang juga  merupakan salah satu tokoh sentral di pesantren ini.

Oleh Ustadz Abdul Aziz, Emmy disarankan banyak melakukan pendekatan ibadah kepada Allah, salah satunya adalah sedekah dan wirid. Terus-menerus ia lakukan setiap hari, salah satunya adalah memberikan makan buka puasa kepada anak-anak Pesantren Darul Qur’an, “Dan tak lupa memohon kepada mereka untuk mendoakan agar saya disembuhkan dari penyakit yang sedang saya derita,” papar Emmy.

Keyakinan kuat dan kesungguhan Emmy, untuk melakukan ritual ibadah tersebut, membuat tumornya yang sebesar buah kemiri itu langsung amblas tidak kurang dari tiga minggu. Sungguh ajaib dan luar biasa!. Tidak perlu waktu lama. Tidak juga sakit dan mengeluarkan biaya besar untuk kesembuhannya. Yang jelas, ia tak perlu lagi operasi, seperti disarankan oleh dokter sebelumnya. “Apakah saya akan menyangkal bahwa doa-doa mereka, juga amal-amal ibadah berupa sedekah, bukan merupakan sarana bagi  kesembuhan penyakit saya?” tanya Emmy seolah menggugat keimanannya sendiri.

Setelah dipastikan sembuh, Emmy pun merasa gembira dan semakin yakin akan pengobatan bersifat spiritual tersebut. Segala penyakit datangnya dari Allah, maka obatnya pun dari Allah. Bagi Emmy, apa yang dialaminya tersebut bukanlah sebuah kebetulan. Tetapi, memang sudah merupakan rencana Allah secara sitematis. Artinya, ia diberikan penyakit lalu dikasih jalan dengan sedekah dan Allah menyembuhkannya. Jadi, ini benar-benar sangat terukur dan jelas.

Sejak itu, ia pun semakin rajin bersedekah, tidak saja untuk menghindarkan dirinya dari segala macam penyekit, tetapi juga untuk masa depannya sendiri.

Dimana Emmy, kesehatan bisa dirawat dengan cara rajin sedekah. Karena memberi sedekah, memunculkan kebahagiaan. Dan perasaan bahagia itu menyebabkan badan  menjadi sehat. Itulah yang dirasakannya. Di usia yang 50-an tahun lebih, ia masih merasakan tubuhnya segar. “Apakah semua karena sedekah. Wallahu a’lam bilshawab!. Kita  hanya wajib menjalankan perintahnya, selanjutnya terserah Allah” tutur Emmy.

No comments:

Post a Comment