Friday, February 10, 2017

Kisah Ibu Yang Rajin Sedekah Mendapat Mukjizat Kehamilan

Kisah Ibu Yang Rajin Sedekah Mendapat Mukjizat Kehamilan ~ “Keajaiban sedekah memang luar biasa. Bahkan, balasannya itu terkadang diluar kemampuan akal manusia.”

Sebagai seorang ibu, kehamilan adalah fitrah manusia yang terjadi akibat hubungan sah (suami – istri). Karena itu, ibu mana  yang tidak senang ketika merasa dirinya hamil, meski ada saja wanita yang tidak menginginkannya karena alasan yang kadang tidak masuk akal, seperti hubungan yang tidak sehat, kemiskinan dan sebagainya.
Kisah-Ibu-Yang-Rajin-Sedekah-Mendapat-Mukjizat-Kehamilan

Begitulah yang dirasakan Fitri Barakah. Meski ia pernah punya anak, tetap saja ia merasa  senang dan bangga ketika ia dinyatakan hamil lagi. Puji syukur pun ia  panjatkan kepada Allah swt. Kehamilan yang kedua kalinya ini pun berusaha ia jaga dengan sebaik mungkin.

Namun, tahun 2007, ketika kandungannya berusia 8 minggu, Fitri mengalami  keguguran. Ia pun shock, (terguncang) hatinya, meski ia cepat menyadarinya dan segera bangkit dari rasa sedihnya tersebut. Untuk membersihkan area vital dari berbagai macam virus, Fitri  lalu dikuret. Proses itu berjalan lancar dan Fitri pun merasa lega.

Usai  kejadian itu, Fitri pun berharap ia akan bisa hamil lagi secepat mungkin. Ia cukup yakin bahwa ia akan bisa hamil dalam waktu yang tidak lama. Sebab rahimnya dalam kondisi normal. Karena itu, yang bisa ia lakukan hanyalah banyak berdoa kepada Allah Swt.

Di tengah penantiannya untuk bisa hamil lagi, Fitri pun mencoba untuk memeriksakan kondisi rahimnya ke dokter. Takut terjadi sesuatu atau hal lain yang bisa menghambat proses kehamilannya. Benar saja, berita negatif itu kemudian didengarnya dari dokter yang memeriksanya. Ternyata, telah terjadi penyumbatan di saluran rahimnya. Penyumbatan  itu berpotensi bisa membahayakan dirinya. Ia pun harus segera dikuret lagi untuk kedua kalinya.

Fitri tidak percaya mendengar hal ini. Bagaimana mungkin ia harus  dikuret lagi, sementara belum lama ini ia telah melakukannya? Apakah Allah memang tidak mengizinkannya untuk hamil lagi? Dari pada stres memikirkannya, Fitri hanya bisa tawakal kepada Allah. “Saya pasrah sekali melihat kenyataan ini. Semuanya sudah diatur oleh Allah swt,” ujarnya dengan lirih saat itu.

Sementara sang suami menemaninya dengan setia ketika di UGD. Laki-laki itu terus memotivasinya untuk tetap bersabar dan serahkan semuanya kepada Allah swt.  “Maklum, rasanya sakit sekali,” ceritanya lebih lanjut.

Belum lama Fitri keluar dari shock-nya, tiba-tiba dokter kembali memberitahu bahwa kemungkinan dirinya bisa hamil tidak mudah lagi seperti sebelumnya. Kalau pun bisa, mungkin dalam waktu lama.

Fitri yang awalnya sudah tenang kembali terguncang. Padahal, ia ingin sekali bisa hamil lagi. Soalnya, anaknya yang pertama sudah cukup besar dan sudah waktunya untuk punya adik lagi. Lagi pula, usia Fitri sendiri masih muda dan masih pantas untuk bisa memiliki anak lagi. Jangan sampai ia tak  memiliki anak lagi, Fitri pun benar-benar sedih.

Namun, nasi telah menjadi bubur. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh seorang hamba selain pasrah kepada segala yang telah diputuskan oleh Allah. Itulah arti sebuah tawakal. Begitu pula yang dilakukan Fitri dan sang suami. Ia tidak bisa menengok  kembali dan saatnya menatap ke depan. Pasti ada jalan. Pasti ada keajaiban. Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Jika dia sudah berkehendak, apapun yang tampak mustahil bagi manusia, akan terlihat sangat mudah di mata Allah.

Fitri pun mencoba mencari cara, di tengah doanya yang tak pernah putus. Pada awal  tahun 2008, Fitri tanpa sengaja membaca buku karya Ustadz Yusuf Manshur tentang keajaiban sedekah. Ia pun tertarik. Dalam buku itu ditulis bahwa sedekah itu mampu menyelesaikan setiap persoalan manusia, termasuk soal kehamilan.
Buku itu benar-benar menggugah pemikiran Fitri, seketika rasa optimisme itu muncul lagi. Tidak cukup  dengan apa yang telah dibacanya, ia pun mencoba  untuk mencari kaset dan CD tentang ceramah Ustadz Yusuf Manshur, soal keajaiban sedekah. Merasa sudah cukup puas dengan informasi itu, ia pun mulai bertindak. Fitri mulai rajin sedekah. Bukannya yang kemarin tidak pernah sedekah. Ia sudah melakukannya, hanya saja kadarnya belum banyak. Kalau kemarin baru sebatas 2,5%, kini sedekahnya ia tingkatkan berkali lipat. Setiap bulan ia sedekah  kepada anak-anak Yatim Piatu, salah satunya kepada para santri  di Darul Qur’an asuhan Ustadz Yusuf Manshur.

Waktu terus berjalan. Tidak sampai dalam hitungan tahun, awal tahun 2008, ternyata Fitri merasa dirinya hamil lagi. Hal itu ia rasakan ketika haidnya tidak datang. Merasa penasaran, ia pun memeriksakan dirinya ke dokter dan ternyata hasilnya positif. Fitri pun merasa senang dan tak henti-hentinya mengucap syukur kepada Allah swt, atas segala karunia yang telah Allah berikan kepadanya.

Ketika usia kandungannya 32 minggu, Fitri dan suami memeriksakan kehamilannya kepada dokter. Sekadar ingin mengetahui jenis kelaminnya. Dari hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa jenis  kelaminnya adalah lelaki. Hal ini pun sangat disyukuri oleh Fitri dan suaminya. Soalnya anak pertamanya berjenis perempuan yang  bernama Niken Aisyah. Pada waktunya, Fitri pun melahirkan anak keduanya dengan kondisi selamat. Bayinya lahir dengan normal.

Setelah melahirkan anak kedua, Fitri tidak lekas menghentikan sedekahnya. Setiap bulan tetap ia bersedekah kepada anak-anak Yatim Piatu, bahkan kadang  menambahnya di hari-hari yang tidak ditentukan. Kini keberkahan hidup yang lain juga menimpanya. Usaha  laundry-nya juga meningkat tajam. Konsumennya semakin bertambah dan otomatis hal ini menambah pundi-pundi  keuangannya.

Atas apa yang terjadi pada dirinya, Fitri pun tak lupa untuk mengingatkan sang suami  agar rajin bersedekah. Bahkan, anak pertamanya yang bernama Niken yang sudah tumbuh besar juga dilatih untuk rajin bersedekah. Sebab, sedekah itu tidak ada ruginya sama sekali.

Kepada saudara dan para sahabatnya, Fitri juga rajin  mengajak mereka untuk bersedekah. Awalnya, mereka  segan. Namun, seiring waktu, akhirnya mereka berkenan dan rela setiap bulan mengeluarkan sedekah untuk anak-anak yatim piatu, terutama para santri di PPPA Darl Qur’an milik Ustadz Yusuf Manshur. Mereka pun kerapkali menemukan keajaiban akibat sedekah ini.

No comments:

Post a Comment