Sunday, February 5, 2017

Bocah usia 9 tahun sudah hafal Al-qur'an

Ahmad Yasin Hafal Al Quran Di Usia 9 Tahun ~ Anak Indonesia tidak pernah kehabisan stock para penghafal Al-Qur'an. Kali ini muncul sosok Ahmad Yasin. Meski tak sehebat Musa, tapi Ahmad Yasin sudah bisa hafal seluruh Al-Qur'an pada usia  9 tahun. Dan usia yang tentu saja masih sangat jarang untuk bisa  menghafal 30 juz.

Ahmad-Yasin-Hafal-Al-Quran-Di-Usia-9-Tahun

Pada hari Jum'at, tanggal 23 Maret 2015, Yasin menuntaskan hafalannya hingga 30 juz. Ia menyetorkan hafalan juz terakhirnya itu kepada musyrif yang disaksikan puluhan hadirin dan teman seangkatan program Super Manzil. Tak sedikit hadirin yang menyeka air matanya, mengiringi ayat demi ayat yang mengalir syahdu dari bocah yang baru berusia 9 (sembilan) tahun itu. Terutama kedua orang tuanya, Rahmat Kartolo dan Nuri Wasisaningsih, yang hadir disana tanpa sepengetahuan Yasin. “Hafalannya lancar, sangat lancar. Bagaikan air yang mengalir. Tenang dan tartil. Dan memang santri yang baru masuk ke usia 9 tahun ini selalu lancar jika tasmi.

Ketika Yasin selesai menyetorkan hafalannya dan tahu ada orang tuanya disana, ia pun ikut menangis. Suasana menjadi sangat haru. Bocah kecil itu terisak-isak tanpa sanggup berkata apa-apa saat kedua orag tuanya diminta berbicara. “Subhanallah Walhamdulillah, Allahu akbar! Rasanya begitu meledak-ledak dada ini saat memeluknya. Terbayang lintasan torehan kisah saat kelas satu SD semester dua harus kami lepas. Nyantri di pesantren Darul Quran Darut Tauhid Bandung. Saat ia baru bisa Iqra 3, namun 3 bulan berselang sudah bisa baca Al-Qur'an dan hafal juz 30,” tutur orang tua Yasin. Kini, cita-citanya memakaikan mahkota surga untuk kedua orang tuanya telah ia usahakan dan tentunya dengan mengharap ridha Allah yang akan  mengabulkannya.

Bukan kali ini saja Yasin membuat haru kedua orang tuanya. Kaharuan pertama telah ia persembahkan ketika berniat menjadi hafidz (penghafal Al-Qur'an). Saat itu ia baru duduk di semester kedua kelas 1 SD, tapi ia berani jauh dari rumah untuk nyantri di Daurah Qabliyah Darut Tauhid Bandung. Waktu itu Yasin baru bisa Iqro jilid 3. Tapi Allah memberkahi  kesungguhannya. Dalam tiga bulan Yasin sudah bisa baca Al-Qur'an dan hafal juz 30. Siapa ibu  yang rela jauh dari anaknya. Menangis saat berpisah, pasti. Rindu saat tidak bertemu, tentu. Namun demi cita-cita Yasin, keharuan itu berubah manis pada masanya.

Pada pertengahan tahun 2013 lalu, Yasin ikut Mukhayam Al-Qur'an yang di gelar oleh Al Hikmah Bogor. Ia menjadi peserta termuda. Satu hal yang sangat mengharukan dan menguras air mata orang-orang di sekitarnya terjadi saat sesi game perang-perangan. Yasin yang bertugas membawa bendera berusaha menjaga agar tidak direbut oleh musuh. Bendera akhirnya terebut. Dan saat itulah Yasin baru sadar bahwa darah telah membasahi sekujur lengannya. Ternyata tiang bendera dari bambu itu mereka melukai tangannya. Sejumlah santri senior bergegas membantu Yasin. Mereka panik karena luka Yasin cukup besar. Ustadz menggendong  Yasin dan membawanya ke posko. Ustadz, jangan bilang orang tua saya, nanti mereka sedih, pinta Yasin.

Yasin tidak menangis. Tetapi ustadzah yang ada di sana yang berkaca-kaca mendengar rintihannya. Dengan darah yang memenuhi sekujur lengan, Yasin berdoa, “Ya Allah, tolonglah aku. Aku masih ingin menghafal.” Yasin mengulang-ulang doa itu. Hal ini membuat siapapun yang mendengarnya pasti terenyuh hatinya. Yasin sempat dibawa ke Bareskrim untuk mendapat pertolongan pertama. Namun, karena peralatannya kurang memadai, Bareskrim menganjurkan agar Yasin segera dilarikan ke rumah sakit. Di rumah Sakit Ciawi, Yasin harus dijahit dengan lukanya dengan 14 jahitan. 

No comments:

Post a Comment