Pada suatu masa, Rasulullah dan kaum Muhajirin berhijrah dari Mekkah ke Madinah. Mereka disambut dengan sukacita oleh kaum Anshar di Madinah.
Sebagian besar kaum Muhajirin yang berhijrah tidak banyak membawa harta bendanya. Dengan demikian, mereka tidak memiliki bekal yang cukup untuk memulai kehidupan di Madinah. Untungnya, kaum Anshar banyak memberikan pertolongan kepada kaum Muhajirin, mereka membantu tempat tinggal, dalam hal perdagangan dan makanan. Salah seorang dari kaum Anshar yang banyak membantu kaum Muhajirin adalah Qais bin Saad. Ia membantu kaum Muhajirin tanpa menginginkan suatu balasan.
Pada suatu ketika, Qais jatuh sakit, tiada seorang pun yang menjenguknya. Qais merasa heran, ternyata, orang-orang tidak menjenguknya karena malu masih memiliki utang kepada Qais.
Setelah itu, Qais membuat pengumuman, ia memberitahukan bahwa orang-orang yang memiliki utang kepadanya tidak perlu megembalikan uang kepadanya. Tidak lama kemudian, orang berduyun-duyun pergi ke rumah Qais. Demikianlah, Qais adalah seorang yang dermawan.
Pada suatu ketika, seseorang bertanya kepada Qais, “Apakah engkau pernah berjumpa dengan orang yang lebih dermawan dibandingkan kamu?” Qais menjawab, “Pernah.” Qais pun mengisahkan orang yang dimaksud, suatu ketika, Qais melakukan perjalanan, ditengah perjalanan, ia singgah di rumah orang Badui. Lalu Qais berkata, “Setelah kami mengungkapkan bahwa kami akan menginap beberapa hari di rumahnya orang Badui itu langsung menyembelih untanya, pada hari itu pula kami di jamu dengan makanan daging unta. Pada hari selanjutnya, ia menyembelih unta lagi, padahal daging unta sebelumnya masih tersisa.” Qais keheranan bertanya tentang hal itu, orang Badui bertanya, “Aku tidak biasa memberikan hidangan semalam untuk tamuku.” Demikian seterusnya hingga hari terakhir Qais menginap.
Pada saat Qais hendak pergi, kebetulan lelaki itu sedang tidak berada di rumah Qais meninggalkan uang seratus dinar di rumahnya. Kemudian, Qais meninggalkan rumah tersebut. Setelah beberapa saat melangkah, ada suara yang memanggil-manggil Qais, ternyata, orang itu adalah pemilik rumah yang telah disinggahi oleh Qais.
Ketika sudah dekat, orang Badui itu berkata, “Ambillah uang ini, kalau kau tidak mau mengambilnya aku akan menusukmu dengan tombakku ini. Sungguh, aku menjamumu dengan tidak mengharapkan balasan darimu.”
Demikianlah, orang Badui itu sangat pemurah, ia menolong orang yang sedang dalam perjalanan dengan penuh keikhlasan. Qais bin Saad pun sangat terkesan dengan sikap orang tersebut.
No comments:
Post a Comment